Selasa, 25 Oktober 2016

Pengertian Reog Ponorogo


Kalau kita cari dalam Kamus Sansekerta atau Jawa Kuno/Kawi tiak ada yang bisa menjelaskan arti kata Reog, juga dalam Prasati atau Lontar-Lontar Kuno tak ada yang menyebut nama Reog. Kata Reog itu sendiri pun juga merupakan kata yang asing bagi masyarakat sekarang. Ada yang bependapat bahwa ‘reog’ berasal dari kata Jawa ‘rèyog’, yang terkadang mengalami repetisi menjadi ‘rèyag-rèyog’. Dalam bahasa Jawa, ‘rèyog’ dan ‘rèyag-rèyog’, berarti sesuatu yang berayun atau bergerak menyamping bergantian ke setiap sisi.

Hubungan kata ‘rèyog’ dengan Reog Ponorogo, terletak pada gerakan barongan ‘Dhadhak Mêrak’ ketika dimainkan. ‘Dhadhak Mêrak’ berupa kepala macan di bawah seekor burung merak yang sedang mengembangkan keindahan ekornya. Wujud ‘Dhadhak Mêrak’ ketika dimainkan memang sangat atraktif, dengan gerakan yang gesit dan lincah menyambar-nyambar. Nah, dari gerakan ‘Dhadhak Mêrak’ yang meliuk dan menyambar ke sana ke mari itulah kemungkinan nama Reog Ponorogo bermula dimana reog Ponorogo salah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo yang dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan, salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Dalam filosofisnya Reog Ponorogo tergolong sebagai panutan hidup dan sebagai pegangan yang kuat bagi masyarakat daerah Ponorogo. Reog Ponorogo melambangkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan. Gerakan - gerakan yang ada di dalam tarian reog menggambarkan tingkah pola manusia dalam perjalanan hidupnya. Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa.

Reog Ponorogo ni biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional, dan dalam pertunjukannya terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Reog Ponorogo yang merupakan salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia ini sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat disana, dan jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dahulu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar